Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari wilayah
lain, telah menjadikan kota ini sebagai kota multi-budaya. Sempat
kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk kota ini lalu
mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang pun hal
ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa.
Kata-kata seperti "lawang (pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu
contohnya. Gelar kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden
Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan
coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa.
Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:
- Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)[13]
- Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu dan tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan
- Syarofal Anam adalah kesenian Islami yang dibawa oleh para saudagar Arab dulu, dan menjadi terkenal di Palembang oleh KH. M Akib, Ki Kemas H. Umar dan S. Abdullah bin Alwi Jamalullail
- Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang Kemambang
- Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit
Selain itu Kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik
di dunia yaitu kain songket. Kain songket Palembang merupakan salah satu
peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di antara keluarga kain tenun tangan
kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga saat ini kain
songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan
alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan
sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket
adalah warna emas dan merah. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan
Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh China pada masa lampau. Material yang
dipakai untuk menghasilkan warna emas ini adalah benang emas yang
didatangkan langsung dari China, Jepang dan Thailand. Benang emas inilah
yang membuat harga kain songket melambung tinggi dan menjadikannya
sebagai salah satu tekstil terbaik di dunia.
Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat
mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik Palembang. Berbeda
dengan batik Jawa, batik Palembang nampak lebih ceria karena menggunakan
warna - warna terang dan masih mempertahankan motif - motif tradisional
setempat.
Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap
tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka
memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias
merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun
Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru Masehi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar